Skip to main content

Aku mencintaimu, sungguh!

Aku mencintaimu
selembut angin pagi di beranda
ketika berkas sinar matahari satu satu menyapu wajah
dan burung baru saja diam
ketika kopi kental baru terseduh, tersaji di meja
diam tapi memikat

Aku mencintaimu
selembut kabut pagi berkumpul pelan
membelai setiap helai punai
membungkus dahan
dan menyisakan bening kristal embun menggantung

Aku mencintaimu
setenang air hulu
tapi bercicit di setiap kelokan
dan tak pernah menyalahkan batu dan lumpur

Aku mencintaimu
sesungguh hujan, sesungguh matahari
sesungguh malam, sesungguh siang
sesungguh badai

Comments

Popular posts from this blog

Ribuan kali sudah kuikuti putaran jarum jam dindingku Mata memerah lelah tak juga mampu membelai otak untuk istirahat barang sesaat Apakah ini persimpangan kita?

Cinta pertama

Malam tak tidur jua Walau senandung jangkrik memaksa Dan bulan meringkuk di ketiak kelapa memohon lirih: Tidurlah cintaku akan ku sampaikan gelisahmu padanya tentang kutuk dirimu yang tak bergumam dan tak bersenyum ketika bersua tentang selaksa kalimat cinta tertahan di gemeretak gigi tentang mata luruh walau mengerling sekalipun tentang langkah menggegas, memburu berlalu Yakinlah dia akan memaafkanmu karena aku akan membawa kabar sama darinya kepadamu
Hari ini Ada mentari dikelilingi kabut Ada burung kecil menyanyi sendiri di dahan mangga Ada jangkrik yang tak mau diam Ada angin mempermainkan jendela Ada air yang tak bosan menggedor ember bocor Ada televisi yang tak hentinya menayangkan iklan Ada diri yang kecewa