Skip to main content

Posts

Showing posts from 2014

Jimbaran, mengapa tak kutemukan airmatamu?

@Jimbaran Senja kemarin, aku mengeja lagi guratanmu di pasir itu Mencari jejak airmatamu Tapi yang ada hanya jejak kaki kita yang berhamburan Mengejar kepiting capit merah besar yang genit menantangmu Ku cegat sang bapak penjual kerang Dimana kau simpan kerang totol bentuk hati yang tersisip airmata di celahnya? Bapak itu diam memindaiku utuh dari ujung jariku Tanyakan pada penjual jagung bakar, katanya Mungkin dia terselip diantara jagung Kupikir tak mungkin, bukankah hanya tawamu ada di sana? Kucegat lagi ombak yang membasahi sepatumu Dia pasti menyimpan airmatamu Tapi dia terkekeh mendebur dan pergi Tak matahari, tak juga lilin lentera di meja yang kau tumpahkan itu Jimbaran, mengapa semua saksi abadi tak peduli?

Kapan

Kapan kau memilih pergi walau hardikku beribu kau menginap terlalu lama mengeja semua gumamku Kapan kau memilih pergi? aku hilang pinta, akhirnya doakupun tak berbalas gumulku tak berdasar tak juga berwaktu air mata ini tak menanti angin kering menderas menyapa keringat dingin bergumpal-gumpal lekaslah pergi agar legaku berguna

Kau kah yang menangis?

bibir itu membekas lagi pada langit-langit rumahku padahal baru saja aku mengecatnya biru tak kah kau tahu aku mencintai tualang? dia memerah kering tapi tak menghentikanmu bercerita tentang masa kecilmu di sebuah pulau mengejar tukik-tukik yang keluar senja dan tak pernah pulang bergerombol lagi itukah yang kau takutkan? ohhh, langit-langit kamarku membasah kau kah yang menangis?

Mengenang konyol

Tak putus aku mengejar cinta yang selalu menempel di layang-layang mengapa tak ku ambil saja cintaku dan menempelkannya di dahiku? agar bukan aku saja yang menikmatinya namun mereka juga iri pada kita atau ku tato saja di pantai kuta itu konyol bualan basi yang memanggil hujan dan menghardik matahari ku tak punya kuat mencengkeram mu bahkan untuk duduk dan hangati hatimu pada malam-malam gelisahmu padahal tak butuh sewindu tak juga butuh seperjalanan pantai sanur Ahhh