Skip to main content

Mengenang konyol

Tak putus aku mengejar cinta
yang selalu menempel di layang-layang
mengapa tak ku ambil saja cintaku dan menempelkannya di dahiku?
agar bukan aku saja yang menikmatinya namun mereka juga iri pada kita
atau ku tato saja di pantai kuta

itu konyol
bualan basi yang memanggil hujan dan menghardik matahari
ku tak punya kuat mencengkeram mu
bahkan untuk duduk dan hangati hatimu pada malam-malam gelisahmu
padahal tak butuh sewindu
tak juga butuh seperjalanan pantai sanur
Ahhh

Comments

Popular posts from this blog

Ribuan kali sudah kuikuti putaran jarum jam dindingku Mata memerah lelah tak juga mampu membelai otak untuk istirahat barang sesaat Apakah ini persimpangan kita?

Cinta pertama

Malam tak tidur jua Walau senandung jangkrik memaksa Dan bulan meringkuk di ketiak kelapa memohon lirih: Tidurlah cintaku akan ku sampaikan gelisahmu padanya tentang kutuk dirimu yang tak bergumam dan tak bersenyum ketika bersua tentang selaksa kalimat cinta tertahan di gemeretak gigi tentang mata luruh walau mengerling sekalipun tentang langkah menggegas, memburu berlalu Yakinlah dia akan memaafkanmu karena aku akan membawa kabar sama darinya kepadamu

Di ujung senja

Aku melulur hari hari ku dengan peluh Menjaga syukur batin tetap menyala Memandu kaki yang tak bermata Sekian ribu hari berlalu masih tetap gelap Menekan harap ke titik terbawah Tapi di sisi jalan penyorak berteriak: Ayo kamu bisa! Ayo kamu bisa! Tapi ternyata merekalah yang lapar kemenangan lapar pesta pora! Tak peduli dengan luka luka Tak peduli dengan pahit hidup sejauh bukan miliknya