Skip to main content

Posts

Showing posts from 2007

Saat Gajian (ketika dompetku ludes)

Kau bagai jemari air di pasir pantai Lembut tapi tak sabar Menggeranyangi pantai telanjang Segalanya diraba, tak celah tak gunung Sebulan sekali dicapainya puncak purnama Erang mengguruh, mengoyak Ditinggalkannya pantai sekarat Tapi toh dia datang lagi Menggeranyangi dengan tak sabar Townsville, 8 November 2007

Ku pangkas rambut

Hari ini kupangkas rambut tanpa ikrar Masih banyak janji yang mengantri dipenuhi Kenapa aku harus berjanji lagi? Hari ini ku pangkas rambut tanpa sesal Walau ku tahu susah merawatnya, memastikan setiap petak tersampo Dan menambah pundi pemilik pabrik sampo ternama Hari ini kupangkas rambut (lagi) Tak peduli pujian atau ejekan yang melekat di setiap helainya Kubiarkan dia tumbuh tapi toh tetap akan ku potong juga Townsville, 7 November 2007

Jangan bagi keras kepala kita

Jangan bagi keras kepala kita Karena keduanya berisi api Yang bisa mengarangkan isi rumah dan pekarangan Membakar segala kenangan dan otakpun tak sanggup memungutnya lagi Jangan bagi keras kepala kita Karena keduanya berisi batu Bertumbukan, pecahkan serpihan dendam mematri di kepala anak cucu Jangan bagi keras kepala kita Karena keduanya berisi air Menenggelamkan segala cita cita Dan kita tak bisa bermimpi lagi Townsville, 7 November 2007

cinta, aku dan kuharap juga kau

Maafkan bila aku tak suka berkata, belahlah dadaku! Tidak juga, akan kudaki gunung yang tinggi demi cinta! cinta adalah resiko maka jangan meminta resiko lagi Jangan menguji diriku menjadi pesakitan demi cinta, kecuali ada dendam di dadamu Karena cinta adalah perjuangan bersama Kita bisa bermimpi Tapi jangan membawa awan turun atau kita terbang ke bulan! Karena mereka bukan mimpi lagi Kita bawa cinta pada sandaran bersama, supaya lelah kita mereda Mengertilah bahwa beban tak pernah hilang Mereka selalu datang dalam sosok berbeda Tapi senyum akan meluluhkannya walau takkan menghilangkannya Seks juga tidak Dia tak jarang berwujud leburan nafsu yang sering mengatasnamakan cinta Membungkus masalah dan menyimpannya

Kerauhan

Perasaanku tak enak hari ini. Iya! Katanya meyakinkan Grrrr…. Kenapa dia datang lagi? Aku diam, kulumat matanya bulat-bulat! Tapi tak ku dapat gelisahnya. Dia tak bersembunyi, tapi hatiku terlalu tumpul Oh, kenapa aku tak enak makan? Kenyang rasanya! Ada apa ini? Ada apa dengan istriku di rumah? Anakku? Ya, beberapa hari lalu anakku hampir celaka! Dia jatuh dari sepeda motor waktu ke sekolah, padahal semestinya tak begitu! Dipukulnya badannya, digaruk kepalanya Ketombenya berjatuhan atau kulit kepalanya? Kuikuti setiap celah garukan, betapa dalamnya! Tapi tak ku dapatkan! Ah, mungkin perasaanmu saja, datar saja kataku. Diapun berlalu. Tolong! Tolong! Aku sudah memintanya untuk tenang, tapi dia jadi beringas! Dimana? Dimana dia pak? Di sana! Dia merayap dari laut ke sini! Ku cengkeram panik di matanya Takkan ku lepaskan, ingin kurasakan juga Tapi aku tak bisa! Di mana dia? Tadi kau bilang dia turun dan merayap? Iya, dia menuju dirimu! Gelap! Grrrr......matanya merah. Dia merayap seperti