Skip to main content

Catatan 2010

Tak banyak yang ingin kuceritakan
kecuali tentang kerikil kerikil di jalan itu
sedikit tapi menggigit
meninggalkan luka berbulan

Sempat ku tertinggal kereta malam
terkaparku memeluk luka
meraung pada yang empunya matahari
tapi kemana dia?

Aku hilang
di antara gemuruh air keruh
hujan tak pernah berhenti
katanya banyak berkat di antara titik airnya?
tetapi kenapa guruh menggulungku?

Pada dua kaki aku berharap
walau ku tahu mereka tak abadi
agar tetap melangkah
tanpa peduli mereka harus maju atau mundur
yang penting jangan pernah terkapar lagi

Comments

Popular posts from this blog

Ribuan kali sudah kuikuti putaran jarum jam dindingku Mata memerah lelah tak juga mampu membelai otak untuk istirahat barang sesaat Apakah ini persimpangan kita?

Cinta pertama

Malam tak tidur jua Walau senandung jangkrik memaksa Dan bulan meringkuk di ketiak kelapa memohon lirih: Tidurlah cintaku akan ku sampaikan gelisahmu padanya tentang kutuk dirimu yang tak bergumam dan tak bersenyum ketika bersua tentang selaksa kalimat cinta tertahan di gemeretak gigi tentang mata luruh walau mengerling sekalipun tentang langkah menggegas, memburu berlalu Yakinlah dia akan memaafkanmu karena aku akan membawa kabar sama darinya kepadamu

Di ujung senja

Aku melulur hari hari ku dengan peluh Menjaga syukur batin tetap menyala Memandu kaki yang tak bermata Sekian ribu hari berlalu masih tetap gelap Menekan harap ke titik terbawah Tapi di sisi jalan penyorak berteriak: Ayo kamu bisa! Ayo kamu bisa! Tapi ternyata merekalah yang lapar kemenangan lapar pesta pora! Tak peduli dengan luka luka Tak peduli dengan pahit hidup sejauh bukan miliknya