Skip to main content

Aku, Kau dan Cerita Kita



Aku merindukan hari-hari mengejar layang-layang
Walaupun toh jatuh di lobang wc tetangga
Aku merindukan mengadu jari setelah kalah main kelereng
Dan jaripun bengkak berhari hari
Aku merindukan mencari ‘karembang’ yang tumbuh di samping sekolah. Merah dan ranum.
Atau memanjat manggis dan lansat. Melempar buah mangga tak peduli matang atau masam.
Aku merindukan cerita kita tentang guru kita yang galak dan menirunya
Aku merindu kita melakukannya berulang-ulang
Dan kitapun akhirnya tertidur di bilik penuh kutu busuk

Comments

Popular posts from this blog

Ribuan kali sudah kuikuti putaran jarum jam dindingku Mata memerah lelah tak juga mampu membelai otak untuk istirahat barang sesaat Apakah ini persimpangan kita?

Cinta pertama

Malam tak tidur jua Walau senandung jangkrik memaksa Dan bulan meringkuk di ketiak kelapa memohon lirih: Tidurlah cintaku akan ku sampaikan gelisahmu padanya tentang kutuk dirimu yang tak bergumam dan tak bersenyum ketika bersua tentang selaksa kalimat cinta tertahan di gemeretak gigi tentang mata luruh walau mengerling sekalipun tentang langkah menggegas, memburu berlalu Yakinlah dia akan memaafkanmu karena aku akan membawa kabar sama darinya kepadamu

Di ujung senja

Aku melulur hari hari ku dengan peluh Menjaga syukur batin tetap menyala Memandu kaki yang tak bermata Sekian ribu hari berlalu masih tetap gelap Menekan harap ke titik terbawah Tapi di sisi jalan penyorak berteriak: Ayo kamu bisa! Ayo kamu bisa! Tapi ternyata merekalah yang lapar kemenangan lapar pesta pora! Tak peduli dengan luka luka Tak peduli dengan pahit hidup sejauh bukan miliknya