Tiang stasiun tua itu tetap berdiri
Menusuk awan putih memayungiku teduh di bawahnya
Tak panas!
Sesekali terpaksa senyum ku tebar
Pada wajah-wajah angker ku kenal
Yang mengaku pemilik jiwaku kalau tak ada cepek
Tak seribu tak dua ribu orang berlalu
Ku hitung bersama jejak detik, dan ejekan jangkrik di samping pagar tua
Oh kamu datang?
Tapi kenapa kau hanya tinggalkan harum tubuhmu, membelakangiku dan menghilang?
Menusuk awan putih memayungiku teduh di bawahnya
Tak panas!
Sesekali terpaksa senyum ku tebar
Pada wajah-wajah angker ku kenal
Yang mengaku pemilik jiwaku kalau tak ada cepek
Tak seribu tak dua ribu orang berlalu
Ku hitung bersama jejak detik, dan ejekan jangkrik di samping pagar tua
Oh kamu datang?
Tapi kenapa kau hanya tinggalkan harum tubuhmu, membelakangiku dan menghilang?
Comments