Skip to main content

senja 2

Jauhkan aku dari awan-awan itu
mereka hanya memberengut dan berlalu
yang lain datang dengan senyum kekasihku
kemudian menghilang

Janganlah datang mendekat kau gelombang
karena kau bawa hampa
memukul tubuh bumi berabad-abad
dan melukainya

Cukup sudah kau menggarami wajahku wahai angin
meninggalkan amis di rambutku
dan kerut kuatir di pojok mata
menampik harapan-harapan yang ingin kutitip

Selamat tinggal matahari
pergilah kau selamanya
hapuslah jingga langitmu secepatnya
karena dalam gelap ku merasa lebih lega

Selasa, 4 April 2006

© 2006, Gustaf Mamangkey

Comments

goestaf said…
i'm prety well, thanks... how are you?

Popular posts from this blog

Ribuan kali sudah kuikuti putaran jarum jam dindingku Mata memerah lelah tak juga mampu membelai otak untuk istirahat barang sesaat Apakah ini persimpangan kita?

Cinta pertama

Malam tak tidur jua Walau senandung jangkrik memaksa Dan bulan meringkuk di ketiak kelapa memohon lirih: Tidurlah cintaku akan ku sampaikan gelisahmu padanya tentang kutuk dirimu yang tak bergumam dan tak bersenyum ketika bersua tentang selaksa kalimat cinta tertahan di gemeretak gigi tentang mata luruh walau mengerling sekalipun tentang langkah menggegas, memburu berlalu Yakinlah dia akan memaafkanmu karena aku akan membawa kabar sama darinya kepadamu

Di ujung senja

Aku melulur hari hari ku dengan peluh Menjaga syukur batin tetap menyala Memandu kaki yang tak bermata Sekian ribu hari berlalu masih tetap gelap Menekan harap ke titik terbawah Tapi di sisi jalan penyorak berteriak: Ayo kamu bisa! Ayo kamu bisa! Tapi ternyata merekalah yang lapar kemenangan lapar pesta pora! Tak peduli dengan luka luka Tak peduli dengan pahit hidup sejauh bukan miliknya