Skip to main content

Simpanlah airmatamu

Sabtu dini hari, 8 April 2006


Simpanlah airmatamu nak
simpanlah dalam dalam
cukup sudah kau menggunakannya sewaktu kau bayi
ketika kau tak bicara susu
hari ini memang kelam
tapi hari esok akan lebih ganas
Bermainlah sepuas hatimu
pertajam inderamu
namun jangan pernah beri tempat bagi kesedihan
karena kesedihan adalah milik hari yang tak tentu
di saat kau tepekur dan menilai diri
di saat keceriaan tak pernah datang walau diundang sekalipun

Simpanlah airmatamu nak
janganlah melatih diri menggunakannya
karena airmata adalah air abadi
tumpahan gemuruh semesta
yang tak bisa dijangkau dengan akal tapi ditakar dengan rasa
walau hanya setetes sekalipun

Simpanlah airmatamu nak
untuk hari
yang tak tentu

Comments

Popular posts from this blog

Ribuan kali sudah kuikuti putaran jarum jam dindingku Mata memerah lelah tak juga mampu membelai otak untuk istirahat barang sesaat Apakah ini persimpangan kita?

Cinta pertama

Malam tak tidur jua Walau senandung jangkrik memaksa Dan bulan meringkuk di ketiak kelapa memohon lirih: Tidurlah cintaku akan ku sampaikan gelisahmu padanya tentang kutuk dirimu yang tak bergumam dan tak bersenyum ketika bersua tentang selaksa kalimat cinta tertahan di gemeretak gigi tentang mata luruh walau mengerling sekalipun tentang langkah menggegas, memburu berlalu Yakinlah dia akan memaafkanmu karena aku akan membawa kabar sama darinya kepadamu

Di ujung senja

Aku melulur hari hari ku dengan peluh Menjaga syukur batin tetap menyala Memandu kaki yang tak bermata Sekian ribu hari berlalu masih tetap gelap Menekan harap ke titik terbawah Tapi di sisi jalan penyorak berteriak: Ayo kamu bisa! Ayo kamu bisa! Tapi ternyata merekalah yang lapar kemenangan lapar pesta pora! Tak peduli dengan luka luka Tak peduli dengan pahit hidup sejauh bukan miliknya